Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Pattaya, Thailand, pada Rabu (19/2). Sebuah kebun ganja terbakar hebat, menyebabkan efek tak terduga pada warga sekitar yang langsung merasakan dampak dari asap tebal yang tersebar. Beberapa di antaranya bahkan tampak teler berjamaah.
Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 22.00 pada tanggal 12 Februari 2025 di sebuah gedung komersial berlantai empat di Soi Welcome Jomtien, Nongprue, yang dikelola oleh Little Christiania Co., Ltd., sebuah perusahaan yang bergerak dalam budidaya ganja. Api dengan cepat melalap kebun ganja yang terletak di lantai dua, membuat warga dan pengunjung yang berada di sekitarnya merasa pusing dan gelisah.
Menurut laporan dari Wakeup, Kamis (20/2/2025), meskipun petugas pemadam kebakaran dengan sigap bergegas ke lokasi, mereka terhambat oleh asap tebal yang berasal dari pembakaran ganja tersebut. Kebakaran baru berhasil dipadamkan setelah sekitar 30 menit. Namun, dampak dari asap yang terhirup oleh orang-orang di sekitar lokasi menimbulkan gejala yang tidak biasa.
“Saat tim darurat sedang berusaha memadamkan api, asap tebal dengan cepat menyebar ke area sekitarnya, mempengaruhi banyak orang. Beberapa di antaranya mulai merasakan pusing, sakit kepala, bahkan ada yang tertawa terbahak-bahak,” ujar seorang saksi yang tidak disebutkan namanya.
Kejadian tersebut membuat situasi semakin kacau, dengan banyak orang yang terlihat mengalami reaksi yang aneh, mulai dari mata merah hingga perilaku yang tidak lazim. Beberapa wisatawan bahkan tak dapat menyembunyikan tawa mereka, sementara yang lain terlihat bingung dan linglung.
Menurut Kanchana Fungsanthia, 40 tahun, pengurus kebun ganja tersebut, kebakaran kemungkinan besar disebabkan oleh korsleting listrik yang memicu sistem pencahayaan untuk tanaman ganja. Fungsanthia memastikan bahwa usaha pertanian itu beroperasi dengan izin yang sah.
Seperti yang diketahui, Thailand merupakan salah satu negara yang telah melegalkan ganja untuk tujuan budidaya dan konsumsi. Sebelumnya, para turis dapat membeli ganja untuk konsumsi rekreasional, namun sejak akhir 2024, pembelian ganja oleh turis telah dilarang.